Faktor Internal:
Syahwat yang tidak dikendalikan.
Rasa ingin tahu dan ingin mencoba sesuatu yang dilarang.
Haus akan pujian dan validasi atau pengakuan dari orang lain terutama lawan jenis.
Kurangnya pemahaman agama dan lemahnya iman.
Faktor Eksternal:
Tidak bijak dalam menggunakan media sosial, seperti:
a. Membuka dan menonton situs-situs yang berbau pornografi, yang menyebabkan syahwat terangsang sehingga ingin melakukan perbuatan keji dan buruk tersebut.
b.Terpengaruh untuk mengikuti tren joget TikTok yang tidak senonoh bahkan sambil memamerkan aurat, sehingga dapat mengundang syahwat lawan jenis yang melihatnya.
c. Penyalahgunaan aplikasi chatting seperti messenger, whatsapp, dating app, video call pribadi, yang membuka ruang obrolan bebas dan tanpa batas, sehingga membuka celah untuk mengajak bertemu berdua-duan, bahkan dapat membuka pintu perselingkuhan bagi yang sudah menikah.
Tidak menjaga batasan dalam berpakaian, seperti selalu menggunakan pakaian terbuka dalam kehidupan sehari-hari.
Salah pergaulan, seperti berteman dengan orang-orang yang nakal dan suka nongkrong tanpa tujuan yang jelas.
Bergaul bebas dengan lawan jenis bahkan pacaran tanpa batasan.
Tidak menjaga atau menutup aurat, tidak menjaga jarak dan pandangan, serta membuka pintu menuju zina.
Setelah mengetahui apa saja motif dan faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas dan zina, maka jelaslah ketika mendengar ataupun melihat tayangan berita tentang penemuan mayat bayi di tempat sampah atau tindak pidana aborsi merupakan gambaran nyata dari rusaknya moral dan hilangnya nilai kemanusiaan akibat pergaulan bebas dan perbuatan zina. Salah satu penyebab utama munculnya kasus seperti penemuan mayat bayi dan tindak pidana aborsi adalah pergaulan bebas yang diawali dari pacaran lalu berujung zina (melakukan hubungan badan tanpa adanya ikatan pernikahan yang sah). Dalam Islam, perbuatan zina adalah dosa besar yang sangat dikecam, karena merusak kehormatan, menghancurkan masa depan, dan menodai martabat manusia. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al-Isra’ ayat 32, yang artinya:
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”
Ayat tersebut mengandung makna qiyas aulawi, yaitu mendekati zina (pacaran) saja tidak boleh apalagi sampai melakukan zina. Dalam Islam, tidak ada istilah pacaran ataupun pacaran syar'i, pacaran tidak dibenarkan karena sering kali menjadi pintu masuk menuju zina. Pacaran mendorong dua orang lawan jenis menjalin hubungan yang tidak halal, saling mengumbar perasaan, berduaan, dan melanggar batas-batas syariat.
Ketika pergaulan dengan lawan jenis tidak dibatasi oleh nilai agama dan moral, maka yang akan terjadi adalah:
Syahwat mudah tergoda, terutama pada masa remaja, di mana kontrol diri masih lemah.
Saling membuka aurat atau bersentuhan fisik, yang merupakan dosa dan mendekati zina.
Terbawa suasana dan emosi, hingga akhirnya terjerumus ke dalam hubungan seksual di luar nikah.
Takut malu dan tidak siap bertanggung jawab, jika hamil di luar nikah, sehingga memilih aborsi atau bahkan membuang bayi yang lahir.
Apakah hal tersebut bisa dihindari?
Tentu bisa. Islam telah memberikan pedoman yang jelas untuk menjaga diri dari pergaulan bebas dan zina. Jika setiap orang, khususnya pemuda dan pelajar, menjalankan ajaran Islam dengan baik, maka hal-hal seperti itu dapat dicegah. Maka, mencegah pacaran merupakan salah satu langkah utama dalam menjaga diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina. Remaja dan pelajar harus memahami bahwa cinta sejati adalah cinta yang dijaga dalam ikatan halal (pernikahan), bukan diumbar dalam pacaran yang bisa membawa kehinaan, penyesalan, dan dosa besar.
Apa yang seharusnya dilakukan oleh pemuda dan pelajar?
Menjaga pandangan, menutup dan menjaga aurat, membatasi dan tidak berlebihan dalam berinteraksi dengan lawan jenis, menghindari hal-hal yang mengarah pada maksiat dan melakukan kegiatan yang bermanfaat adalah langkah-langkah nyata untuk melindungi diri, serta selalu berdoa memohon perlindungan kepada Allah Swt. agar terhindar dari perbuatan buruk tersebut.
Mengapa banyak remaja sekarang terjerumus ke dalam pacaran, pergaulan bebas dan zina, padahal mereka tahu itu salah?
Banyak remaja tahu bahwa pacaran, pergaulan bebas dan zina itu salah, akan tetapi mengetahui belum tentu mampu mencegah. Ini menunjukkan bahwa ilmu yang dimilikinya hanya sebatas pengetahuan saja, belum menyentuh hatinya sehingga tidak membentuk kesadaran dalam perilaku. Oleh karena itu, dibutuhkan keimanan yang kuat, lingkungan yang baik, pendidikan agama yang intensif, dan peran keluarga agar remaja bisa membentengi diri dan menjaga martabatnya sesuai ajaran Islam.
"Pacaran terjadi karena rusaknya sholat seorang laki-laki dan hilangnya rasa malu seorang perempuan, karena jika seseorang sudah benar sholatnya, pasti ia akan terhindar dari kemaksiatan."
"Setidak seru atau sesepi apapun hidupmu, jangan pernah tergoda untuk berpacaran, karena pacaran adalah bentuk jatuh cinta yang paling miskin, tanpa akad, tanpa mahar, hanya bermodal nekat dan hilangnya rasa malu serta tidak takut akan azab Allah."